Indahnya Indonesia dengan beragam Adat dan Budaya serta ke elokan alam nya yang sangat menarik untuk di kunjungi.
Ribuan petuah nasehat dan doa dari mereka mereka yang kami kunjungi apalagi pengetahuan tentang Islam di Indonesia dengan berbagai sejarahnya.
Assa`adah Burdah Community Kandangan, atau Majelis Alhajrain Kandangan berdiri pada tanggal 9 Maret 2008 / 1 Rabiul Awal 1429 H
2 NEGARA DI ASEAN:
2) MALAYSIA)
7.RIHLAH PROPINSI SULAWESI SELATAN
A.KOTA MAKASSAR# 2015 BONTOALA
B.KAB GOWA #2015
C.KAB.MAROS #2015
8.RIHLAH PROPINSI SULAWESI TENGAH /2020
A.KOTA PALU
B.KAB.DONGGALA
C.KAB SIGI
9.RIHLAH PROPINSI BALI, 2014 &2022:
A.KOTA DENPASAR #2014
B.KAB.JEMBRANA #2014
C. KAB.KLUNGKUNG #2014
D.KAB.BADUNG #2014
E.KAB.KARANG ASEM, #2014
F. KAB.TABANAN #2014
10.RIHLAH PROPINSI DKI
A.JAKARTA #2001
11.RIHLAH PROPINSI JAWA TIMUR
A.KOTA SURABAYA ,SUNAN AMPEL # 2001
B.KAB.MALANG , KUSEN MALANG #2012
C.KAB.SIDOARJO
D. KAB.JEMBER TANGGUL #2012
E. KAB.BANGKALAN #2013
F. KAB.PASURUAN BANGIL #2007,2018 DAWUR
G. KAB. GERSIK #2007
H. KAB.BLITAR #2007
I. KAB.LAMONGAN #2007
J. KAB. TUBAN #2007
K. KAB.BANYUWANGI #2014
L.LAWANG #2012
12.RIHLAH PROPINSI JAWA BARAT
A. KOTA.BOGOR #2011
B.KAB.DEPOK, #2011
C. KAB.CIREBON #2007
D. KOTA BANDUNG #2007
13. RIHLAH PROPINSI JAWA TENGAH
A. KAB.KUDUS #2007
B. KAB.REMBANG LASEM #2007
C. KAB.DEMAK #2007
D. KAB.PEKALONGAN #2007
E. KOTA SEMARANG #2017
F. KAB.KARANG ANYAR #2017
G.KAB MAGELANG #2017
14.RIHLAH PROPINSI DIY YOGYAKARTA #2017
A. KAB SLEMAN(TEMPEL) #2017
B. KAB GUNUNG KIDUL #2017
C. KOTA YOGYAKARTA #2017
A. KOTA MATARAM
b. Kuala Lumpur
c. BATU PAHAT,Tanah Pekuburan Islam Bukit Cermai, Batu Pahat,
d. Johor, #2011
7.) Kota Hud
Bermula Malam Ahad, 3 Pebruari 2024, keberangkatan
sebanyak 11 org dari kota Kandangan. Pukul 02.46 dinihari
Di nakhodai, Bang Ijul Owner Toko Baju 99 Kdg Hulu,
beserta Bang Usi, Haji Alfianor Kapuh driver rombongan, Haji Yunus Owner Toko
Banjar , Imam Mesjid Raudah Haji Mawardi, Pak Ancol, Mas Jamal, Habib Haris,
Bang Anet, Azis, Habib Fuad,
Bertolak menuju Pontianak, perjalanan estimasi
sekitar 25 jam atau 1.311 KM.(Kandangan Kalsel-Pontianak Kalbar)
Rombongan mampir sebentar di Km 18 Anjir Kab Barito
kuala,di salah satu warung nasi kuning,sarapan pagi. Terasa perut
menjadi hangat dan padat berisi karena minum teh anget. Pada pukul 06.10 WITA pagi.
Saat adzan dhuhur, kami istirahat sejenak makan
buras lepat bawaan dari kota kandangan di desa kereng pangi kotawaringin timur
d rumah saudaranya Bang Usi atau Muhammad Sanusi
Rombongan memasuki gerbang kotawaringin barat atau
pangkalanbun, sejenak kami abadikan foto bersama. Memasuki simpang runtu sekitar
70 KM, mobil yang kami tumpangi tiba lagi di kota Nanga Bulik Kabupaten
Lamandau pada pukul 22.02 wib.
Istirahat satu malam, persiapan untuk 9 jam atau 504
km lagi perjalanan menuju kota pontianak Kalimantan Barat.
Penginapan Borneo Syariah, berada di Kota Nanga
Bulik, bersih sangat nyaman dan murah,pas bagi dompet kami kami.
Senin, 5 Pebruari 2024,
Pukul 07.30 WIB Setelah sarapan pagi kami cek out dari penginapan Borneo Syariah Kec Nanga Bulik Kalteng selanjutnya menuju pontianak, setibanya diperbatasan Kalteng dan Kalbar rombongan dari Kandangan langsung foto foto bersama sekitar pukul 10.48 WIB jelang siang hari.
Rombongan telah melewati beberapa desa dan kecamatan; di antaranya Kec Nanga Tayap Kalbar, Kec Simpang Hulu Kab Ketapang Kalbar, setelah 7 jam dari Nanga Tayap rombongan tiba di Hotel Merpati Pontianak pada jam 22.30 WIB, kami semua langsung istirahat mandi dan solat. Perjalanan melelahkan namun menyenangkan
Selasa, 6 Pebruari 2024
Silaturrahmi, Rihlah dan Ziarah dimulai pukul 08.43
pagi, rombongan menuju jalan tanjung raya 2 Pontianak Timur ke rumah Hubabah
Anisah binti Yusuf Al Haddad yang berusia 107 tahun.
Kedatangan kami di tunggu oleh anaknya Hubabah, AlHabib
Ahmad bin Ali bin Yahya. Semua jamaah rihlah silaturrahmi sangat gembira karena
agenda utama adalah silaturrahmi dengan beliau, pertemuan Suka cita dari kami
semua, Allah SWT perkenankan rombongan dapat bersua, doa terus mengalir dari
mulut beliau, satu persatu kami berhadapan memandang wajahnya, wanita shalihah,
Akhlaknya nomor satu, ramah santun dan sangat menyangi tamu tamunya.
Setelah selesai kami di persilakan menyantap
hidangan jamuan makan pagi, menu nasi arab nasi kabsyah.Tamu sudah pada
berdatangan menuju kamar hubabah, tamu yang berbarengan dengan rombongan kami
juga ada dua perempuan dari Jakarta. Kami mendapatkan guide untuk keliling kota
Pontianak, yaitu Alhabib Ahmad Suib Alqadri
Setelah selesai, kami pamitan sama Hubabah dan Habib Ahmad Bin Yahya anak beliau. Mobil Hiace menuju Istana Kadariyah, mengunjungi situs Kerajaan Nusantara dan Kerajaa Islam.
Alhamdulillah kami bisa
bertemu dengan Sultan Pontianak ke IX Sultan Mahmud Melvin Al Qadri.
Selesai dari Istana Kadariyah lanjut ke Mesjid Jami Habib Abdurrahman Al Qadri, untuk sholat.
Syeikh Yusuf Saigon meninggal pada bulan Desember
1942 dalam usia ke-103 tahun. Makamnya berada di areal pemakaman keluarga H
Muhammad Yusuf Saigon yang terdapat di jalan Yusuf Karim. Kampong Saigon
sekarang ini menjadi nama kelurahan dengan nama yang sama yakni Kelurahan
Saigon.(dikutip dari salah satu laman di internit)
Setelah selesai dari Makam allimul allamah Tuan Guru Haji Muhammad Yusuf Saigon al-Banjari pukul 11.10 WIB, mobil lanjut menuju Pekuburan Keluarga Kerajaan Batu Layang makam Sultan Habib Abdurrahman bin Husin Al Qadri Batu Layang,
Sepulang dari rumah Habib Ahmad, mobil menuju Tugu Khatulistiwa, icon kota Pontianak.
Tugu Khatulistiwa Pontianak
Lanjut ke kampung Arab gang muthahar ziaroh
ke makam AlHabib Soleh bin Alwi Alhaddad, Habib Said bin Salim Vad'aq dan Habib
Husin bin Abu Bakar Alkaff. Habib Soleh ulama yang berasal dari Hadramaut.
Habib Husin orang yang pertama bermakam di Kampung Arab Gang Mutahar
Setelah dari kampung arab gang muthahar, rombongan menuju kampung luar menziarohi makam Habib Yusuf bin Muhammad Dahlan Al Qadri.
Di pemakaman ini terakhir pelaksanaan rihlah pada hari selasa 6 Pebruari 2024, selanjutnya rombongan menuju Hotel Merpati lagi untuk istirahat persiapan hari rabu
Rabu, 7 Pebruari 2024
Rihlah Safar Ziaroh dan Silaturrahmi di Kalimantan Barat 2024 Napak Tilas Jejak Langkah Ulama Aulia Shalihin Pontianak di mulai lagi sebelumnya kami sarapan pagi nasi kuning di depan hotel, 07.45 WIB keluar dari Hotel Merpati jalan Imam Bonjol Pontianak menuju Pelabuhan Rasau Kab Kubu Raya.
Rombongan di arahkan
guide Habib Suib Alqadri menuju pelabuhan, setelah tiba di pelabuhan, rombongan
naik spedboat 2 buah seharga Rp.1.800.000 menuju Keraton Kubu. Hampir 1 jam
kami tiba di keraton kubu ziarah ke makam Habib Idrus bin Abdurrahman Alaydrus
Sultan Kubu atau Raja Kubu ke 1. Selesai ziarah, rombongan 2 buah sped boat
kembali lagi menuju Pelabuhan Rasau Jaya.
Kesultanan Kubu, Kalimantan
Kerajaan Kubu
adalah pendirinya yaitu Syarif Idrus yang menggunakan Sayidis Syarif Idrus bin
Abdurrahman Al Aydrus, Tuan Besar Raja Kubu yang pertama.
Sebelum mereka ini membentuk sebuah Kerajaan Kubu,
mereka sebenarnya telah sempat belayar dan berniaga serta berlabuh di
Palembang, Semarang, Sukadana dan Mempawah. Kedudukan strategis Kerajaan Kubu
yang terletak di Sungai Kapuas telah menarik minat untuk Syarif Idrus membina
sebuah kerajaan di sana ditambah lagi mendapat sokongan dari masyarakat pribumi
seperti etnik Dayak di wilayah tersebut.
Kerajaan Kubu dikatakan telah berjaya menarik minat
ramai saudagar dari Negara Atas Angin untuk berniaga dan hal ini telah
memungkinkan kemakmuran dan kekayaan Kerajaan Kubu sebagai sebuah kerajaan yang
kuat pada masa itu. Menurut cerita, Kerajaan Kubu sebenarnya didirikan di dalam
sebuah kubu (benteng) yang diperbuat dari kayu dan tanah liat sehingga
menjadikannya sebuah kubu yang kuat dan mampu bertahan dari serangan musuh pada
waktu itu.
Sesuai dengan asal keturunan dari Bani Alawi, Syarif
Idrus telah sentiasa memberi sokongan untuk menjadikan Kerajaan Kubu sebagai
basis pengembang syiar Islam di seluruh kepulauan Borneo pada masa itu.
Pembinaan Masjid Jami Khairussa’adah telah memungkinkan hal ini berjalan,
apalagi baginda memohon bantuan dari penyiar (muballigh) Islam dari Yaman untuk
membantu baginda di dalam urusan pengembangan agama Islam.
Kerajaan Kubu ini, meskipun sudah dibubarkan setelah
diserahkan menjadi sebahagian dari Republik Indonesia pada kurun ke-19
M.(mengutip dari laman jaringan santri di internit)
Kemudian Mobil kami dari pelabuhan memuju Pasar
Pontianak untuk beli oleh oleh, keliling keliling dalam kota Pontianak tak
terasa jelang maghrib kami berangkat menuju Kabupaten Mempawah.
Perjalanan akan di tempuh 80 KM atau 2 jam rombongan
menuju Mempawah Timur Desa Setigi ziarah ke makam Alhabib Husin bin Ahmad Al
Qadri Jamalullail, orang tua Sultan Pontianak ke 1, Alhabib Abdurrahman bin
Husin Alqadri jamalullail.
Habib Husein bin Ahmad Alkadrie lahir di Tarim
Ar-Ridha Hadralmaut, Yaman Selatan, pada tahun 1120 H/1708 M. Nama lengkapnya
adalah As-Saiyid/as-Syarif Husein bin al-Habib Ahmad/Muhammad bin al-Habib
Husein bin al-Habib Achmad Alkadrie, atau disebut juga dengan nama Jamalul Lail
dan Ba ‘Alawi, nasabnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Nama besarnya adalah
Tuan Besar Mempawah.
Habib Husein dididik dengan ajaran-ajaran Islam oleh
orang tuanya hingga berumur 18 tahun. Setelah itu ia tidak hanya belajar Islam,
namun juga belajar ilmu pengetahuan umum. Ia pernah mengembara ke negeri
Kulaindi dan tinggal di sana selama empat tahun. Di salah satu kota besar di
Yaman Selatan ini, ia belajar tentang ilmu agama dan juga ilmu pengetahuan umum
kepada Sayyed Muhammad Hamid. Akhirnya ia menguasai disiplin ilmu pengetahuan
agama dan umum serta memiliki wawasan luar negeri yang mendalam. Bahkan, ia
juga belajar ilmu pelayaran dan perdagangan, dan bergabung dengan usaha
pelayaran dagang di sekitar Teluk Persia sampai ke Kalkuta dan di pantai barat
Afrika. Di Kalkuta ini ia juga sempat belajar banyak hal.
Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman yang amat
memadai ini, Habib Husein terdorong untuk menambah pengalamannya dengan
berlayar lebih jauh lagi ke negeri Timur, yang banyak terdapat kerajaan-kerajaan
Islam. Motivasinya tidak hanya untuk berdagang, namun juga untuk menyebarkan
ajaran Islam. Ia termasuk dalam kelompok “empat sahabat” yang pergi ke wilayah
Timur (Indonesia). Tiga ulama lain yang turut beserta dengan dirinya adalah:
Saiyid Abu Bakar al-‘Aidrus (dengan gelar Tuan Besar Aceh) yang menetap dan
wafat di Aceh, Saiyid Umar as-Sagaf (Tuan Besar Siak) yang menetap, mengajar,
dan wafat di Siak, Saiyid Muhammad bin Achmad al-Qudsi (Datuk Marang), yang
menetap dan mengajar di Terengganu.
Habib Husein kemudian melanjutkan pengembaraan ke
Aceh. Ia menetap di sana selama satu tahun dengan tujuan menyebarkan Islam dan
mengajarkan kitab. Ia kemudian melanjutkan pengembaraannya ke Siak, Betawi
(tinggal selama tujuh bulan), dan Semarang (menetap selama dua tahun). Ketika
menetap di Semarang, ia berteman baik dengan Syeikh Salim bin Hambal. Keduanya
kemudian pergi berlayar ke negeri Matan. Sesampainya di sana mereka kemudian
menemui Sayid Hasyim al-Yahya dengan gelar Tuan Janggut Merah, seorang ulama
yang hebat, gagah, dan berani.
Habib Husein wafat pada pukul 02.00 petang, tepatnya
pada tahun 1184 H/ 1771 M, di Sebukit Rama Mempawah, dalam usia 64 tahun. Ia
pernah berwasiat bahwa yang layak menggantikan dirinya sebagai mufti Mempawah
adalah Syeikh Ali bin Faqih al-Fathani, ulama asal Patani, Thailand Selatan.
Untuk melaksanakan wasiat tersebut, pihak pemerintah Kesultanan Mempawah
kemudian melantik Syeikh al-Fathani sebagai mufti di kesultanan ini dengan
gelar Maharaja Imam Mempawah.(mengutip dari sebuah laman di internit)
Selesai ziarah, rombongan dari Kandangan menuju kota
Pontianak tepatnya ke kawasan Kamboja Gang Malaya Rt.2.Rw.3, Jalan Tanjungpura,
Kelurahan Kampung Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan Ziarah ke makam
Alhabib Sayid Syarif Hamid bin Ahmad Ba'bud, menurut guide kami, beliau orang
yang lebih duluan bermakam di Pontianak sebelum Sultan Pontianak ke 1 ziarah
pada pukul 23.50 WIB, Sayid Syarif Hamid adalah seorang ulama kelahiran Kota
Tarim, Hadramaut. Di usia muda, Sayid Syarif Hamid telah meninggalkan tanah
Hadramaut mengembara ke jazirah Timur Jauh, hingga sampai Pantai Barat
Kalimantan.
Pada suatu masanya, Sayid Syarif Hamid dinikahkan oleh Habib Husin dengan anak bungsunya, bernama Syarifah Nur al-Qadrie. Di dalam ikatan pernikahan itu, mereka dikarunia dua anak bernama Pangeran Syarif Syaikh dan Syarifah Fathimah.
Sayid Syarif Hamid sepeninggal Tuan Besar Mempawah
(sekarang menjadi nama kabupaten Mempawah) memiliki peran penting di tengah
keluarga al-Qadri, hingga tercatat dalam sejarah tentang keterlibatannya dalam
perencanaan pembangunan negeri baru, bernama Pontianak.
Syarif Abdurrahman sebagai pemimpin keluarga
al-Qadri perlu mendengar pendapat dari ulama yang menjadi saudara iparnya untuk
memutuskan hijrah ke negeri baru. Pada gilirannya, berdasarkan mufakat di
tengah keluarga, Sayid Syarif Hamid turut memimpin kepindahan keluarga al-Qadri
keluar Mempawah.
Tahun 1771 M, satu kapal besar dan 14 kapal penjajah
menyusuri lautan Pantai Barat Kalimantan, berlanjut memasuki Sungai Kapuas
Kecil. Di suatu petang hari, mereka sampai di Pulau Pontianak. Sayid Syarif
Hamid ba bud adalah salah satu ulama yang turut hadir dalam rangkaian peristiwa
tersebut.
Mereka selama lima hari berjihad memantapkan diri
memilih Pontianak. Pada akhirnya, pulau tersebut dipilih untuk dijadikan
negeri. Mereka dengan segera membuka hutan dan membuat rumah besar untuk
memulai kehidupan baru.
Sayid Syarif Hamid ketika Syarif Abdurrahman
al-Qadri memimpin negeri, terlibat di dalam tata kelola pemerintahan, terutama
terkait dengan kapasitasnya sebagai ulama. Namun, pada 22 Rajab 1213 H ulama
generasi pertama Pontianak itu kembali ke sisi-Nya selanjutnya menuju Hotel
Merpati jalan imam bonjol dekat dengan hotel merpati yang kami tempati selama
beberapa hari di pontianak
Selesai sudah prosesi Rihlah Safar dan Ziaroh
Silaturrahmi Kalimantan Barat 2024 di Kota Pontianak
Kamis, 8 Pebruari 2024
Siap siap paginya kami chek out dari Hotel Merpati,
pulang ke Kandangan Kalsel, sebentar sarapan pagi nasi kuning lagi yang berada
di depan hotel
Berangkat dari kota Pontianak pada pukul 08.30 WIB
menuju Kandangan , pukul 19.30 WIB tiba di Perbatasan Kalbar Kalteng,setelah
istirahat sebentar di lanjutkan lagi perjalanan menuju Nanga Bulik Kab Lamandau
Kalteng. Di Lamandau lah kami istirahat inap satu malam di rumahnya Pak Haji
Fansyah asli orang Amuntai yang sdh menetap selama 30 tahun, pukul 22.30 WIB
kami tiba di Nanga Bulik,istirahat solat dan langsung tidur
Setelah makan sarapan paginya,kami berangkat lagi menuju kota Kandangan pukul 08.00 WIB,alhamdulillah tiba jam 11.10 WIB d mesjid nurul hidayah km 124 desa danau seluluk Kab Seruyan,untuk melaksankan solat jumat, setelah sholat jumat dan makan siang lanjut lagi ke kandangan.Tiba d8 mesjid pancasila rantau untuk solat subuh, dan pukul 07.00 WITA rombongan dengan selamat di kota kandangan dengan sehat dan selamat.Alhamdulillah
رَبِّ
فَانْفَعْنَا بِبَرْكَتِهِمْ * وَاهْدِنَا الْحُسْنَى بِحُرْمَتِهِمْ
وَأَمِتْنَا
فِى طَرِيْقَتِهِمْ * وَمُعَافَاةٍ مِنَ الْفِتَنِ
Jalan Pangeran Suryanata, Samarinda
Kelurahan Timbau Kecamatan Tenggarong Kab Kutai Kertanegara
23 Juni 2019 M / 19 Sawal 1440 H
Tempat yang pertama di kunjungi adalah Datu Sanggul yang berada di Kabupaten Tapin kemudian ke Kalampayan mengunjungi makam Ulama Kalimantan Selatan pengarang kitab Sabilal Muhtadin, Syaikh Maulana Muhammad Arsyad Al Banjary.
Selesai dari Kalampayan rombongan berangkat lagi ke kota Martapura ke daerah Pasayangan mengunjungi makam orang tuanya Ulama Kharismatik Kalimantan, Syaikh Abdul Ghani Al Banjary setelah dari Pasayangan Martapura, kami berangkat lagi menuju Sekumpul menziarahi makam Ulama Kharismatik Kalimantan Syaikh KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari.
Selesai dari Basirih rombongan pulang menuju Kota Kandangan.
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan ke Propinsi Kalimantan Timur.
Samarinda Tenggarong dan Balikpapan
10 s/14 Oktober 2018 / 1 s/5 Safar 1440 H
Kedatangan Guru Mulia Allimul Allamah AlHabib Umar bin Hafidz ke Bumi Etam Propinsi Kalimantan Timur mulai tanggal 11 s/d 12 Oktober 2018 membuat para pencinta kaum sholihin ingin hadir dalam acara tablik akbar sekalian mengunjungi makam makam orang sholeh di Kalimantan Timur.
Setelah sholat maghrib, Rombongan Assa`adah Burdah Community Kandangan sebanyak sebelas orang beserta rombongan majlis talim lainnya berangkat menuju Bumi Etam Samarinda.
11 Oktober 2018, Bertepatan adzan subuh, mobil kami tiba di Pelabuhan penyeberangan Penajam. Hingga satu jam kami langsung menuju Mesjid di sekitar pelabuhan. Perjalanan di teruskan ke Kabupaten Kutai Kertanegara Kota Raja Tenggarong. Mobil parkir di depan Musium Tenggarong sekalian mengunjungi makam aulia shalihin. Kemudian lanjut menuju Gunung Sento, Pemakaman Kelambu Kuning, menziarahi makam Pangeran Noto Igomo. Setelah dari Kelambu Kuning mobil jalan lagi menuju TPU di tengah kota tenggarong mengunjungi makam Allimul Allamah Syeikh Abu Talhah bin Mufti HM As`ad Al Banjary. Selesai ziarah rombongan jamaah kembali menuju kota samarinda.
Sebelum jam 5 sore, kami berdua menuju Hotel terkenal di kota samarinda untuk hadir silaturrahmi Keluarga Besar Alawiyyin Propinsi Kaltim dengan Guru Mulia. Yang dilanjutkan dengan Tablik Akbar di Lapangan Sempaja Samarinda.
12 Oktober 2018, Hari Jum`at pagi, kami mengunjungi Air Putih untuk mengunjungi makam Habib Ali bin Abdullah Bahasyim dan Kampung Maqa Samarinda Seberang menziarahi makam Habib Ja`far bin Ahmad bin Husein bin Ali Baraqbah. Lalu menuju Islamic Center untuk sholat jum`a yang diimami langsung oleh Guru Mulia. Setelah selesai sholat jum`at Guru Mulia melanjutkan Tablik Akbar di Mesjid tersebut.
Setelah dari Islamic Center, mobil berhenti di depan toko makanan khas kota Samarinda, Gabin dan amplang buat rekan dan keluarga. Selanjutnya menuju Kota Kutai Lama mengunjungi makam Habib Tunggang Parangan Habib Hasyim bin Yahya di Anggana.
Jelang magrib kami menuju kota samarinda lagi untuk keluar kota menuju Balikpapan. Sekira pukul 10.30 wita mobil kami tiba di rumah kenalan dari kota Kandangan. Kami semua 2 buah mobil istrihat sholat dan mandi. Lalu keluar mencari makan malam mengelilingi Keindahana Kota Balikpapan dari malam hari.
13 Oktober 2018 Sabtu.
Selesai sarapan nasi kuning yang sudah disediakan tuan rumah, rombongan berangakat untuk pamit atas di terimanya kami inap semalam di rumahnya. Perjalanan menuju Mesjid Agung Taqwa Balikpapan mengunjungi makam Habib Hasan bin Akhmad Alaydrus. Setelah beberapa jam sampai sore hari. Mobil yang kami tumpangi di piloti oleh Sopian berlanjut keluar kota menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Sebanyak 11 orang; Haris Alkaff, Azis Alkaff, Yudi Assegaf Norrahmansyah, Ustani Hilman,M.Wahyu, Amili Muliawan, M.Amin,Anit,Dian dan Sopian Hadi tiba di rumah masing masing pada hari minggu tanggal 14 Oktober 2018 perjalanan dalam rangka Silaturrahmi, Tablik Akbar dan Ziarah selesai dengan selamat. Mudah mudahan diberikaan lagi waktu untuk mengunjungi Propinsi Kaltim berikutnya.
.
.
#Catatan Perjalanan ke Timur Tengah
13 s/d 28 Mei 2018 / 27 Sya`ban s/d 12 Ramadhan 1439 H
Alhamdulillah, perjalanan rihlah kali ini cukup jauh kawasan timur tengah dapat mengunjungi 12 kota dan empat negara dalam enam belas hari. Intinya adalah mengunjungi makam para Nabi Nabi; Nabi Hud(Yaman) As,Nabi Imran As(Oman) dan Nabi Muhammad SAW.(Saudi Arabia)
Berawal dari negeri tanah air bandara Soekarno Hatta rombongan menuju Negara Qatar lalu terbang lagi menuju Negara Oman tepatnya ke Propinsi Salalah . Setelah tiba di kota Salalah terus lagi jalan darat naik bus menuju Yaman Hadramaut Kota Seribu Wali.
Hampir enam belas jam dalam bus akhirnya sampai jua di kota yang kami impikan selama ini, biasanya hanya tau dari buku dan majalah tentang penduduk Yaman terutama Hadramaut bergelar Kota Seribu Wali.
Kedatangan kami disaat selesai sholat subuh, penduduk kota Tarim keluar dari mesjid mesjid menuju rumah masing masing. Jamaah rombongan kami yang sudah duluan datang juga terlihat di jalan pulang dari Mushola dan Mesjid menuju tempat penginapannya.
Setelah istirahat cukup, kami para jamaah umroh langsung dengan kegiatan agenda utama menuju Zanbal. Setelah dari Zanbal semua peserta naik bus lagi menuju kampung aidid tempat rumahnya Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz. Kehadiran kami sudah di tunggu beliau untuk acara makan siang dan ramah tamah dengan Ulama Ulama Tokoh Kota Tarim.
Kegiatan wisata religi dapat terlaksana dengan lancar dan pada hari selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke negara Saudi Arabia untuk kegiatan ibadah Umroh lainnya.
.
.
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan ke Propinsi Jawa Tengah, Solo, Yogyakarta dan Semarang.
"PESONA INDONESIA"....Alam, Budaya, Kuliner.... Indahnya Negeriku membuat menarik di hati. Tak bosan bosannya, mengelilingi pulau di Nusantara, keindahan keelokan serta daya tarik yang luar biasa untuk di kunjungi membuat kami tak pernah jera atau bosan. Kali ini kota yang di kunjungi untuk tahun 2017 pada awal tahun, beberapa kota di Solo Jawa Tengah , Propinsi DI. Yogyakarta dan Semarang. Seperti biasa personel rombongan di ikuti (8) delapan orang anggota Assa`adah Burdah Community Kandangan. Diantaranya ;
Setelah mengerjakan sholat subuh berjamaah, rombongan keliling nusantara dari Kalimantan, bersiap siap untuk melanjutkan rute jadwal perjalanan hari ini. Cuaca cerah, matahari sudah bersinar, maka mobil di lanjutkan menuju kota Semarang Ibu kota Propinsi Jawa Tengah.
Kompas bergerak mobil meluncur menuju Bergota Semarang, masuknya melewati Pasar Randusari Kelurahan Randusari, kami berhenti menziarahi makam keluarga yang merupakan leluhur dari Assegaf Lumpangi Kecamatan Loksado, di antaranya Sayyid Idrus Assegaf dan Sayyid Hasyim Assegaf.
Di bergota tak lupa juga kami menziarahi makamnya para Ulama seperti;
-Kyai Haji Saleh Darat
-Sayyid Achmad bin Muhammad bin Ali Assegaf
-Sayyid Idrus bin Salim AlMutahar
-Sayyid Ahmad bin Umar bin Husein Al Jufry
-Sayyid Abdurrahman bin Zein Al Jufry
Sebelum sampai di Bergota, terlebih dulu kami mampir di Puncak untuk sejenak istirahat menikmati pemandangan alam yang sangat indah menawan, sekalian mampir di Candi Gedung Songo.
Sore hari di kota Semarang, rombongan bergerak menuju Kelurahan Lemper Kidul Taman Duku guna mampir di Mesjid Al-Hidayah. Kesempatan sekalian ziarah kemakam Sayyid Hasan bin Thoha bin yahya.
Di Semarang rasanya tak lengkap tak mengunjungi Mesjid Semarang Mesjid kebanggaan orang Semarang. Sekalian sholat disana
Tak terasa malam makin larut, kiranya edisi keliling kota Semarang selesai dan mobil jalan menuju pulang ke tempat istirahat di Solo Baru. Sama seperti malam sebelumnya mampir dulu minum wedang jahe,biar badan segar dan anget tidak kedinginan.
Kamis, 19 Januari 2017
Sisa Om Fani dan Mas Jamal yang masih beres beres tempat tidurnya, kami semua sudah siap berangkat dan sudah mandi, tak mau ketinggalan mereka berdua ngebut pada mandi secepat kilat. Setelah semua anggota pada siap maka di hari kedua di kota Solo. Rute selanjutnya berjalan menuju jantung kota Solo tepatnya ke Mesjid Riyadh Pasar Kliwon.
Kami tak mengira, rombongan kami sudah terlambat karena di Mesjid tersebut sudah bersusun rapi jamaah yang hadir dalam acara puncak Haul Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi. Selanjutnya kami mengabungkan diri bersama jamaah lainnya. Acara demi acara berjalan.
-Sayyid Abdul Qadir bin Abdurrahman Assegaf(ayah Habib Syeh Solo)
-Syarifah Fatimah binti Ahmad Assegaf(Ibu Habib Syeh Solo)
-Sayyid Zein bin Ali Al Jufry
-Sayyid Syeh bin Abu Bakar Assegaf
Sebelum ke Kelurahan Tipes, mobil kami singgah di PASAR KLEWER yang mashur di Indonesia, jarang orang tak singgah disana, katanya terkenal lengkap murah dan bagus untuk oleh oleh souvenir buat keluarga dan teman teman.
Jum`at, 20 Januari 2017
Subuh sekali, kami orang berdelapan langsung naik mobil menuju Kota Yogyakarta.
-Sayyid Ali bin Ahmad bin Abdullah Bilfaqih
-Sayyid Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah Bilfaqih(Habib Ahmad Tempel)
-Syarifah Sakinah Al-Haddad
-Syarifah Soliha Bilfaqih
Setelah selesai sholat maka istirahat pilihan kedua. Duduk sebentar perjalanan mampir dulu ke makam seorang Ulama;
-Pangeran Besar Al Imam Al Arifbillah Sultan Asy Syarif Habib Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman Alaydrus yang bergelar PONOTO GOMO
-Al Arifbillah Habib Yusuf bin Muhammad Alaydrus
-Alarifbillah Habib Abdullah bin Yusuf Alaydrus.
Setelah kemalaman berada di Kota Yogyakarta, maka disepakati tidur di seputaran kawasan Malioboro, kawasan yang sangat terkenal di Nusantara, kurang lengkap perjalanan kami bila tak mampir disana. Setelah mendapatkan penginapan Syariah, rombongan kami bergegas menuju kawasan yang sangat terkenal itu. tidak lain tidak bukan untuk berbelanja keperluan oleh oleh sanak saudara dan keluarga terdekat serta kawan kawan di Assa`adah Burdah Community HSS.
Sabtu, 21 Januari 2017
Setelah sarapan pagi di Malioboro, pagi sekali mobil kami tancap gas menuju objek wisata salah satu situs warisan dunia, Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.
Masih ada sisa waktu untuk malam mingguan, muter di seputaran dalam kota Solo. Keliling Kota Solo
Minggu, 22 Januari 2017
Sarapan nasi sop solo,membuat kami berkeringat karena kebanyakan sambelnya, nikmatnya luar biasa kuliner solo. Perut sudah terisi saatnya rute di hari terakhir di isi dengan Silaturrahmi ke beberapa Sadah Ba`Alawy Kota Solo. Mobil yang disetir oleh Mas Sopian sejak hari pertama sampai hari terakhir menuju mengarah ke Jalan Untung Suropati Mesjid Al Khoir . Setelah ketemu mesjid tersebut kami langsung bertemu dengan sesepuh sadah kota Solo di antaranya Sayyid Husein Alaydrus. Alhamdulillah kehadiran kami di terima beliau dengan penuh kehangatan dan kekeluargaan. Satu persatu kami memperkenalkan diri kepada beliau. Kedatangan kami sudah duluan tiba beberapa Sayyid dari Kota Pekalongan dan Jakarta. Kesempatan yang sangat berharga bagi rombongan kami untuk meminta doa keberkahan dari beliau. Setelah siang menjelang, kami pun pamit pulang dengan penerbangan ke Kalimantan sore harinya.
Alhamdulillah, dengan sisa beberapa detik lagi, panggilan terakhir untuk rombongan kami dipanggil untuk segera memasuki pesawat akhirnya terwujud walaupun dengan berlarian mengejar waktu biar tidak di tinggal lepas landas.
Saat Adzan magrib, pesawat kami mendarat dengan selamat di Bandara Syamsuddin noor, mobil pesanan kami sudah menunggu. Semua barang bawaan sudah semua masuk, maka perjalanan akhir keliling nusantara menuju Kota Kandangan kampung halaman. Kota Solo selalu menjadi kenangan, tak mudah untuk dilupakan akan keramah tamahan, biaya hidup murah dan serba oke.
.
.
Perjalanan lintas batas propinsi dimulai dari Kota Kandangan, 135KM dari ibu kota Kalimantan Selatan dengan jumlah jamaah sebanyak tujuh orang, Haris Fadillah Alkaff, Abdul Azis Alkaff, Muhammad Iberahim Balghais, Ustadz Muhammad Syamsuddin, Amili Muliawan, Amin (Abah Saman) dan Arif Pranajaya Siahaan. Senin 1 Agustus 2016 meluncur menuju kota tujuan. Pada hari sebelumnya semua peserta sudah terlebih dulu, pamit minta restu dan izin kepada kedua orang tua serta ziarah ke makam beberapa Ulama di Kota Amandit.
Rihlah dengan niat ;
1.Bersilaturrahmi dan menziarahi para “Ulama Pembawa Islam di Indonesia” dalam dan di luar Propinsi Kalimantan Selatan.
2.Menambah wawasan serta mengenal sejarah dan situs para Ulama Pembawa Islam di Kalimantan.
Tim kami di sopiri oleh Bapak H.Nanang, beliau sudah keluar masuk kota Pangkalan Bun dan Pontianak, sehingga memudahkan perjalan kami.
Pukul 08.00 wib pertama kota yang kami tuju di Kalimantan Selatan adalah Martapura. Dengan menziarahi makam Abah Guru Sekumpul (KH.Zaini bin Abdul Ghoni al Banjary). Perjalanan silaturrahmi dan ziarah lanjut menuju kota Kapuas Kalimantan Tengah melewati jalan tembus. Panas di siang hari sekitar pukul 01.10 wib kami semua tiba di Kota Air Kota Kapuas. Langsung foto foto bareng di Bundarannya. Ornamen etnik daerah setempat sangat menarik sekali, membuat kami tertarik mengabadikan kenangan di lokasi tersebut.
langsung makan “Lapat”/ buras... makanan khas Kandangan yang bisa bertahan 3 hari dengan lauk seadanya perut kami sudah kenyang, Palangkaraya ibu kota Propinsi Kalimantan Tengah, rihlah lanjut lagi menuju Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan Jam 21.11 wib sudah bisa istirahat sebentar dan makan malam di kota Sampit.
Rehat bentar perjalanan d lanjutkan menuju Pemakaman Raja Raja Kesultanan Kutaringin menziarahi makam Habib Abu Bakar bin Zein Alhabsyi (Wan Akai)dengan gelar Pangeran Bendahara. Keluar dari komplek pemakaman raja raja kami berjalan kaki menyeberangi jalan menuju Istana Indrasari Bukit Indra Kencana (Istana Kuning)
Menuju perbatasan propinsi, kabupaten yang pertama di lewati adalah Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah. Pukul 08.00 wib pagi kami tiba di perbatasan propinsi.
Perjalanan menuju perbatasan hampir empat jam. Setelah tiba di perbatasan Kalteng dan Kalbar, di sana ada tempat peristirahatan bisa untuk makan dan minum serta duduk duduk santai. Setelah istirahat mobil lanjut lagi memasuki kabupaten yang pertama kami temui setelah masuk perbatasan adalah Kabupaten Ketapang dan juga Kabupaten Sanggau.
Akhirnya lelah kami sirna setelah pukul 04.30 kami memasuki pintu selamat datang di Gapura Kota Pontianak
Kegembiraan bisa sampai dengan selamat setelah perjalanan panjang lintas batas propinsi kalsel kalteng dan kalbar.
Dan jam 20.30 wib mobil kami menuju makam seorang ulama yang berasal keturunan ulama dari Kalimantan Selatan buyut daripada Syech Muhammad Arsyad Al Banjary (Datu Kalampayan) menuju Jalan HM.Yusuf Karim Kampung Saigon Pontianak Timur menziarahi makam Syech Haji Muhammad Yusuf Saigon bin HM.Thosin bin H.Djamaludin Mufti bin Syech Muhammad Arsyad Al Banjary
Belum sempat sarapan, di lingkungan mesjid jami ada ibu ibu penjual makanan pagi dengan menu bubur dan nasi kuning....alhamdulillah kenyang sudah perut makan nasi kuning dengan harga lumayan terjangkau. Setelah makan pagi mobil yang mengantarkan kami keliling kota pontianak sedang nggak mau jalan alias mogok setelah diperbaiki ternyata air aki kering. Maka kami haris menunggu di perbaiki sebentar.
Jam 12.00 wib kami tiba di makam Al Imam Al Habib Husein bin Ahmad al Qadri Jamallullail.Beliau merupakan orang tua dari Sultan Pontianak Al Habib Abdurrahman bin Husein Al Qadri. Mobil rombongan yang membawa kami dengan di sopiri oleh Pa Syaukani asli orang Barabai Kalimantan Selatan menuju Istana Amantubillah di Kabupaten Mempawah Kecamatan Mempawah Timur. Selanjutnya rombongan menuju Kota Singkawang.
Jam 21.15 kami tiba di kota Pontianak lagi menuju Pontianak Timur Perumnas III Tanjung bersilaturrahmi ke rumah Habib Rafik Alaydrus.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Habib Salim Alaydrus, Habib Ismail alaydrus, Habib Miqdad bin Alwy al Qadri. Selain berbincang bincang juga di isi waktu dengan pembacaan Thoriqath Alawiyyin
Tak terasa sudah lewat maghrib tepat pukul 07.15 wib keluarlah rombongan kami dari kota Pontianak menuju Kota kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.Jam 22.00 wib tiba di Tayan Kabupaten Sanggau
Balikpapan (Kaltim), Makassar, Goa dan Maros
Alhamdulillah, kami berlima di berikan langkah untuk menginjakkan kaki di belahan nusantara bagian timur, team terdiri dari;
1.Azis Alkaff
2.Amili Muliawan
3.Muhammad Syamsuddin(Ustadz Udin)
4.Arief Pranajaya Siahaan
5.Ahmad Mardi.
Sehari sebelum berangkat kami mengunjungi kerumah orang tua masing masing atau pun menziarahi makam kedua orang tua beserta para Ulama Auliya di Banua Amandit.
Jum`at, 3 April 2015
Perjalanan ke sulawesi menggunakan jalur udara, pagi sekali bang sopir halim menjemput kami. Kelima orangnya sudah pada siap koper tas sudah masuk semua ke mobil langsung tancap gas nuju bandara syamsuddin noor d banjarbaru. Setelah nunggu agak lama baru kami memasuki pesawat dengan rute balikpapan transit kemudian ke bandara sultan hasanuddin makassar.
Pesawat mendarat dengan mulus, kompas kami menuju jalan karunrung dimana tempat kami menginap selama dalam traveller religi makassar. Dengan perasaan bahagia, istirahat pilihan selanjutnya untuk persiapan pagi harinya muter muter explore kota makassar.
Mesjid Baitul Maqdis, mesjid paling dekat dengan tempat kami menginap, kurang beberapa menit lagi adzan subuh maka bergegaslah semua menuju mesjid tuk menunaikan sholat subuh berjamaah.
Setelah sholat, di pinggir jalan menuju penginapan ada beberapa orang jualan sarapan pagi nasi kuning khas sulawesi. Namanya baru saja perdana ke makassar, jadi masih beradaftasi dengan kuliner disini.
Semangatnya ruar biasa di negeri orang, tak sabaran utnuk jelajahi isi kota makasar. Naik angkot menuju kawasan karebosi membuat mata tak terpejamkan karena kiri kanan bangunan tinggi di mana mana benar benar kota maju. Tak berapa lama kami di hubungi pak sopir argo. Karena beliau asli orang banjarmasin yang mukim disini cukup lama beliau mencari nafkah dan menjadi orang makassar sudah karena saking lamanya tinggal di makassar.
Selanjutny kami di antar lagi ke makam seorang ulama kebanggaan orang makassar, Syeikh Yusuf Al Makassari.
Kompas berjalan lagi menuju Bontoala, TPU para Ulama dan Aulia Makassar;
menziarahi beberapa makam
-Ad dai ilallah Habib Ali bin Abdurrahman bin Iberahim Al Ba`bud
-Sayyid Abdurrahman bin Iberahim Al Ba bud
-Sayyid Muhammad bin Ali Alaydrus
-Sayyid Abu Bakar bin Shoufi bin Ali Alhabsyi
-Sayyid Abdurrahman Alkaff
-Sayyid Umar bin Abu Bakar bin Mukhsin Alhamid
Setelah dari Bontoala, kompas traveller religi menuju Kabupaten Maros ke Kerajaan Kupu Kupu Bantimurung.
Disana ada beberapa objek wisata alam yang sangat indah di antaranya kami memasuki Air Terjun Bantimurung. Kami terkesima dengan keindahan air terjunnya. Masuk Goa dengan naik ke atas dari air terjun.
Beberapa souvenir berbentuk kupu kupu tak ketinggalan kami beli dengan sangat banyak, untuk oleh oleh sanak keluarga dan kawan di assa adah burdah community kandangan.
Keluar dari Bantimurung, mobil menuju Mesjid Al Markaz untuk sholat dan istirahat habis perjalanan dari luar kota.
Sebelum ke penginapan, kompas mengarahkan kami dari kalimantan untuk mampir di wisata pantai. "Pantai Losari". Kawasan yang paling rame di kunjungi warga makassar untuk melepas lelah atau untuk mencari hiburan buat keluarganya . Foto foto terbaik kami jepret satu persatu. Berjalan lagi mengitari pantai losari menuju Mesjid Amirul Mukminin atau Mesjid Apung.
Tiga hari sudah kami berada di kota makassar, kegiatan hari ini ingin bertemu dengan pengurus rabithah alawiyah makassar Sayyid hasan bin Abdurrahman Alkaff, ternyata beliau pada hari itu sedang ada kegiatan hadir houl alatas di Kota Mandar. Sehingga batallah pertemuan kami untuk silaturrahminya.
Oleh rekomendasi bang sopir yang kami rental di penginapan, di antarlah jalan jalan mencari coto makassar , yang paling suka dengan soto makassar saudara kami ahmad mardi, "punya saya beliau yang habisin"katanya enak sangat.ke toko souvenir untuk oleh oleh dan ke Trans Studio . Hampir satu hari penuh berada di Trans Studio Makassar.
Senin, 6 April 2015
Setelah sarapan pagi, mobil kami datang jemput untuk membawa ke bandara Sultan Hasanuddin. Kira agak siang dikit, pesawat yang membawa traveller religi kalimantan lepas landas lagi menuju bandara sepinggan Sultan Aji Balikpapan,
Setelah duduk dudk di pesawat, sampai jua mendarat di bandara balikpapan. Pak Arif Fadliansyah bersama istrinya sudah menunggu kami di parkiran bandara.
Barang bawaan bertambah besar, beranak kopernya menjadi dua. Mobil yang membawa kami menjadi agak kecilan. Di perjalanan menuju rumah Pak Arif Fadli, mampir buat ngisi perut yang dari makassar sudah lapar. Di rumh makan tersedia menu kuliner Banua Banjar. Wahhhhh tambah berat serasa laparnya . Lahap makan abis semua. Pak Arif paham dengan perut kami.
Selasa, 7 April 2015
Hari yang penuh semangat untuk exflore kota Balikpapan, semua anggota traveller religi sudah siap lagi, muka muka mereka menjadi ceria karena akan keliling kota balikpapan.
Kariangau, tujuan pertama kalinya untuk ziarah ke makam Sayyid Muhammad bin Ali Bin Yahya. Lanjut ke Mesjid Al Ula Kawasan Kampung Baru Tengah, tujuan silaturrahmi ke rumah sesepuh sadah balikpapan Sayyid Zainal Abidin bin Hasan Alaydrus. Beliau sangat ramah, semua beliau terima dengan hangat dan keramah tamahan.
Setelah dari Kampung Baru Tengah, kompas mobil menuju Masjid Agung At Taqwa Balikapapan yang berada di kota. Kami melaksanakan sholat sunat dulu di mesjid sekalian ziarah ke makam ulama;
-Sayyid Hasan bin Ahmad bin Hasan Alaydrus
-Sayyid Saleh bin Ahmad Al Khirid
-Sayyid Agil bin Saleh Al Khirid
-Sayyid Ali Ba bud
-Sayyid Ghasim Bahasyim
-Syarifah Qomariah binti Ali Alaydrus
Kayaknya rombongan perlu kawasan pantai untuk istirahat, maka mobil jalan menuju Pantai Manggar yang tak jauh dari kota balikpapannya. Foto bersama lagi biar ada kenangannya.
Alhamdulillah subuh, traveller religi dari Kandangan tiba di rumah masing masing dengan sehat selamat.
Mudah mudahan akan diberikan lagi melangkahkan kaki di Nusantara yang kaya akan adat istiadat dan sejarah islam
Denpasar, Jembrana, Klungkung, Badung,
Menjelajahi dan menikmati khasanah Wisata Religi dan Jejak-jejak Islam di Bali tuk mengunjungi makam-makam para Ulama penyebar Islam (Sab’aul Auliyah) di Bali, mengenal tentang sejarah Islam, situs-situs, kekerabatan Islam dan Hindu, Puri Kerajaan (Keraton) dan objek-objek wisata terkait penyebaran Islam. Alhamdulillah di bulan maret traveller religi dari assa`adah burdah community kandangan dapat lagi menginjakkan kaki di pulau dewata
17.Ancah H.Ali
Senin, 3 Maret 2014
Mobil carteran sudah tiba di rumah kawan kawan semua sudah siap sisa masukkan barang koper ke dalam mobil, jelang siang ayam masih berkokok meluncurlah rombongan menuju bandara syamsuddin noor banjarbaru. Kunjungan ke pulau dewata menggunakan jalur udara, setibanya kami di bandara juanda surabaya mobil carteran selama di perjalanan sudah siap bersama sopirnya. Kompas panduan rute awal perjalanan menuju jalan pegirian langsung ke TPU Jannatul A`rab Surabaya terus ke kompleks Ampel mampir di Botoputih dan Sunan Ampel. Lanjut lagi ke bangil menziarahi makam Guru Bangil.
Estafet traveller religi terus berlanjut ke kota jember menuju kawasan megondang tanggul kab jember masih dalam propinsi jawa timur. Ziarah ke makam Sayyid Sholeh bin Muksin Alhamid dan Sayyid Abu Bakar bin Abdullah Al Hamid.
Pak Sopir meneruskan lagi perjalanan keliling nusantara menuju kota banyuwangi, mobil berhenti di depan kompleks makam Datuk Iberahim dan Sayyid Hadi bin Abdullah AlHaddar. Tak lama di banyuwangi kami langsung masuk pelabuhan gilimanuk penyebrangan antar propinsi dari jatim ke pulau bali.
Alhamdulillah, syukur kepada Allah SWT pada subuh waktu Bali rombongan traveller dari kalimantan menginjakkan kaki di pulau dewata bali. Sebelum kesiangan kami mencari Mesjid yang keliatan berada di pinggir jalan langsung saja sholat berjamaah subuh di tunaikan.
Kompas panduan mobil menuju jalan semangka di loloan barat
Sebuah kecamatan negara di kabupaten jembrana, mengunjungi kompleks makam Sayyid Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih
Menurut informasi di blog MTKH; Sayyid Ali Bafaqih lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, datang ke Bali pada tahun 1917 dan sebelumnya belajar agama di Mekkah. Pada tahun 1935 beliau mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Huda yang telah meluluskan ribuan ulama & da’i. Santri-santrinya berasal dari berbagai daerah di tanah air. Faktor inilah yang diduga menjadi sebab ramainya para paziarah. Sayyid Ali wafat pada 1997 dalam usia 107 tahun. Selain menguasai ilmu Al-Qur’an, Sayyid Ali juga dikenal sebagai pendekar silat yang tangguh
Kompas rute keliling nusantara mengantarkan kami ke loloan barat tak jauh dari Sayyid Ali, kami mengunjungi makam Syarif Abdullah bin Yahya Al-Qadri dan Datuk Lebai(Syekh Dawam Sirajuddin)
Sebelum kepenginapan mobil di antar ke Pantai Kuta,
Pantai Kuta adalah tempat wisata di Bali yang paling terkenal dan paling banyak dikunjungi wisatawan karena lokasinya yang dekat dengan bandara, pantainya yang indah, biaya yang murah, dan ombaknya yang cocok untuk peselancar pemula. Pantai Kuta juga terkenal dengan panorama matahari tenggelamnya yang sangat indah. Fakta unik dari Pantai Kuta adalah sebelum Pantai Kuta menjadi sebuah tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi seperti sekarang ini, Dengan pasir putih dan laut birunya, dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang sangat lengkap, Pantai Kuta adalah primadona wisata Bali(copas)*. Bubuhan anggota masing masing foto dan selfi. Seru sekali, setelah matahi terbenam baru kembali.
Rehat kembali lagi ke penginapan di daerah kertalangu utnuk sholat dan tidur mempersiapkan esok hari tenaga yang lebih banyak biar segar.
Selasa, 4 Maret 2014
Setelah sholat subuh semua, dan masih ada beberapa jamaah yang susah dibangunkan untuk sholat subuh kami bangunkan satu persatu agar mandi dan sholat. Di pengipan sangat nyaman untuk istirahat dan kegiatan lainnya. ruangannya cukup luas untuk orang banyak kami menyewa beberapa rumah untuk seluruh peserta keliling nusantara. Yang di tunggu tunggu tiba mobil catering untuk kami sarapan. Bali ternyata sangat mudah untuk urusan perut, fasilitas catering sangat lengkap mobilnya yang mendatangi kami kemanapun kami di perjalanan. Setelah sarapan pagi dengan kuliner khas Bali makan masih banyak yang beradaftasi dengan masakan setempat.
Pak Sopir yang setai mengantarkan rombongan bersama guide khusus selama traveller pulau dewata Pak Agus Sopian. Mobil menuju desa kusamba, Daerah kecamatan dawan di Kabupaten Klungkung.
Kunjungan klungkung ziarah ke makam Sayyid Ali bin Abu Bakar bin Umar Al-Hamid. Menurut info dari blog MTKH bahwa Sayyid Ali bin Abubakar bin Umar al-Hamid, yang makamnya terdapat di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Makam keramat ini terletak tak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan pulau Nusa Penida. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu. Di depan makam dibangun patung seorang tokoh bersorban dan berjubah menunggang kuda.
Semasa hidupnya Sayyid Ali mengajar bahasa Melayu kepada Raja Dhalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Sang raja menghadiahkan seekor kuda kepadanya sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju istana Klungkung. Suatu hari, pulang mengajar di istana, ia diserang oleh kawanan perampok. Ia wafat dengan puluhan luka di tubuhnya.
Jenazahnya dimakamkan di ujung barat pekuburan desa Kusamba. Malam hari selepas penguburan, terjadi keajaiban. Dari atas makam menyemburlah kobaran api, membubung ke angkasa, memburu kawanan perampok yang membunuh sang Habib. Akhirnya semua kawanan perampok itu tewas terbakar. Kaum muslimin setempat biasa menggelar haul Sayyid Ali setiap Ahad pertama bulan Sya’ban.
Makam Sayyid Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Hamid berada di tepi pantai di Desa Kusumba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, tidak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan Nusa Penida. Selain dikeramatkan oleh kaum muslimin, makam ini juga dikeramatkan oleh umat Hindu. Semasa hidupnya, Sayyid Ali mengajar bahasa Melayu kepada Raja Dalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Sang Prabu menghadiahkan seekor kuda sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju puri Klungkung.
Pada suatu hari, sewaktu Sayyid Ali pulang dari Klungkung dan sesampainya di pantai Kusamba, beliau diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dengan senjata tajam dan tewas di tempat. Akhirnya, jenazah beliau dimakamkan di ujung barat pekuburan Desa Kusamba )*info copas blog MTKH
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar. Nama sebenarnya adalah Raden Amangkuningrat, yang terkenal dengan nama Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya berasal dari Blambangan (Banyu Wangi Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil, beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa, Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya tentang ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula, sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa punggawa kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari ayahandanya dari Kerajaan Mengwi
Namun, setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman yang di sebabkan kecemburuan dari pihak keluarga kerajaan. Akhirnya Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberitahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang sekelompok orang bersenjata yang tak dikenal, sehingga pertempuran tak dapat dihindari lagi. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas, seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Akhirnya diketahui kalau penyerang itu masih ada hubungan kekeluargaan, hal ini dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan bathiniyah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya keris pusaka dimasukkan kembali dalam karangkanya, dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak dan kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh.
Salah satu karomah yang diberikan Allah kepada Pangeran Mas Sepuh ialah kemampuan berjalan diatas permukaan air. Kesaktian yang luar biasa yang dimiliki Paneran Mas Sepuh ternyata memunculkan rasa kecemburuan diantara putra-putra Raja Mengwi. Bahkan suatu ketika saat Pangeran Mas Sepuh diperintahkan untuk menuju Taman Ayun (tempat peristirahatan keluarga Raja) di Mengwi. Taman Ayun dikelilingi danau mengitari bangunan lengkap dengan taman indahnya. Tanpa diduga, saat Pangeran Mas Sepuh berjalan diatas air danau dan bersila diatas bunga teratai, terlihat oleh prajurit kerajaan. Tentu apa yang disaksikan prajurit kerajaan tersebut sungguh menggegerkan seluruh Istana. Selain karomah tersebut, Panggran Mas Sepuh juga dikenal mampu mengobati berbagai macam penyakit. Bahkan, tak sedikit ‘dukun’ yang mencari ilmu untuk belajar cara pengobatan. Namun, yang paling mencengangkan serta sempat disaksikan pasukan kerajaan Mengwi ialah saat Pangeran Mas Sepuh dalam perjalanan menuju Bali dari Kerajaan Blambangan (Jawa) terlihat hanya berjalan diatas air laut. Pangeran Mas Sepuh tampak tenang berjalan diantara deburan serta gulungan ombak.
)^ Copas info dari blog MTKH
Santai sejenak, traveller religi dari kalimantan di pulau dewata menuju pulau nusa dua.
Kawan kawan gembira dan banyak senyum meliat pantai yang sangat indah dan menakjubkan. Disini semua fasilitas yang berhubungan dengan laut semua ada, tak hanya di pulau nusa dua, kami menyebrang lagi ke pulau Tanjung Benua ( Deluang Sari Turtle). Penyu dari yang bayi sampai berumur tua sangat banyak tak hanya penyu binatang lain pun juga ada. Wisatawan dari mancanegara sangat banyak, kesempatan bagi wisatawan untuk berfoto bersama hewan yang dilindungi tersebut.
anjung Benoa yang berbatasan dengan Nusa Dua, Bali adalah pusat dari kegiatan olahraga dan permainan air di Bali. Karakteristik Pantai Tanjung Benoa sangatlah tenang, sehingga sangat cocok untuk berbagai jenis permainan air yang seru. Jenis permainan air yang dapat anda mainkan di sini yaitu snorkel, sea walker, banana boat, parasailing, wakeboard, waterski, jetski, scuba diving, donut boat, flying fish, dan lain-lain. Selain itu anda juga dapat pergi melihat penyu raksasa di pulau penyu dengan menaiki perahu dari Tanjung Benoa(copas)
Kompas berlanjut lagi ke Kabupaten Karang Asem, desa bungaya kangin di kecamatan bebandem mampir ke makam Sayyid Ali Zaenal Abidin Alaydrus
Ali bin Zainal Abidin Al Idrus meninggal tanggal 9 Ramadhan 1493 H atau tanggal 19 Juni 1982 M. Di sebelah makam tersebut ada makam kuno menurut cerita adalah makam Syeikh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi. Copas info dari blog MTKH
Jalan lagi ke makam Syekh Maulana Yusuf Al Baghdadi. Sebelum kembali ke penginapan rombongan dibawa rehat santai menuju kawasan pantai. Yakni Tanah Lot
Rabu, 5 Maret 2014
Explore pulau dewata dalam traveller religi lanjut lagi perjalanan menuju puncak mango kabupaten tabanan ke makam Sayyid Umar bin Maulana Yusuf Al Maghribi
Maulana Yusuf Al Maghribi.
Makamnya di atas bukit Bedugul Kab. Tabanan. Dikenal dengan “Makam Keramat Bedugul.”
Lokasi makam yang berada di atas bukit yang tinggi dan berada di tengah cagar alam milik Perhutani Kabupaten Tabanan menyebabkan peziarah harus benar-benar kuat dan mampu untuk bisa sampai ke sana. Biasanya peziarah yang ingin mengirim doa akan diarahkan ke sebuah masjid yang juga berada di atas bukit.
Dari halaman masjid, kita bisa melihat Danau Beratan yang sangat indah.
Ada yang ingat Danau Beratan..?? Coba lihat di uang 50 ribuan yang sisi belakang.. copas info)*blog MTKH
Danau Beratan Bedugul adalah sebuah danau yang berlokasi di daerah pegunungan dengan suasana alam yang asri. Keunikan dari Danau Beratan Bedugul adalah keberadaan pura yang bernama Pura Ulun Danu. Pura Ulun Danu terletak di pinggir Danau Beratan Bedugul dan merupakan salah satu daya tarik utama Danau Beratan Bedugul. Selain itu wisatawan juga dapat menikmati permainan air dan menyewa perahu di Danau Beratan Bedugul(copas)
Sebelum kembali ke penginapan, mobil jalan lagi menuju kawasan GWK, Garuda Wisnu Kencana buat foto dan selfi kenang kenangan di Bali
Kamis, 6 Maret 2014
Traveller selanjutnya ke Pulau Serang
dikecamatan kuta mampir ke makam Syekh KH.Muni, beliau seorang penyebar agama islam di abad ke 17
Oleh Guide, Pak Agus kami di antar ke pusat oleh oleh, buat ngasih kelurga dan dangsanak kami di assa`adah burdah community yang tidak bisa ikut. Baju kaos khas Bali yang paling banyak kami beli selain gantungan kunci souvenir. Untuk alamnya memang benar benar bagus dan memukau mata. Pantainya sangat indah.
Setelah siang rombongan di antar Pak Sopir menuju Bandara Ngurah Rai Bali dengan transit bentar di Juanda di teruskan Ke Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin. Tengah malam sudah tiba di rumah masing masing anggota.Syukur Alhamdulillah kami berangkat dan pulang dengan selamat. Dan diberikan kesempatan oleh Allah untuk mengunjungi pulau yang sangat mashur di dunia. Mensyukuri nikmat tuhan atas ke indahan alam nusantara yang sangat elok
Kotabaru
Setelah estafet dari makam ke makam, istirahat menuju Pantai Sarang Tiung (Pantai Gedambaan)KM 14
Kelelahan terbayar dengan keindahan pantai dan lautnya yang sangat indah. Sekalian saja minum es kelapa muda tambah semangat lagi untuk melanjutkan perjalanan seru. Tak jauh dari pantai objek wisata kami sempatkan mengunjungi makam Habib Alwi bin Hasan Alaydrus
Surabaya, Gersik, Malang, Batu, Lawang, Pasuruan, Bangil, Madura, Jember
Destinasi wisata di Indonesia tidak hanya alam, budaya, kulier, sejarah saja. Ada wisata religi yang banyak diminati pelancong dari Indonesia atau luar negeri, trip kali ini mengunjungi Propinsi Jawa Timur
Subuh Sabtu, tanggal 03 Nopember 2012
Sebelum memasuki ruang tunggu bandara, kami sarapan pagi makan lepat makanan yang sudah masak di sertai sambel sate, semua makanan ini di bawa oleh Ustadz Makhyudin Simpur.
Acara haulan, pertama tama pembacaan kitab maulid alhabsyi kemudian manaqib sang habib, tausiyah yang pertama tama di bacakan oleh Habib Hasan AlHaddad dari Hadramaut, lalu tausiyah yang kedua di bawakan oleh Habib Ahmad bin Novel Binjindan dari Jakarta, tausiyah yang ketiga di bawakan oleh Alhabib Thohir bin Abdullah Alkaff dari Tegal. Kerumunan manusia berbaju busana muslim membuat alun alun kota gersik menjadi padat sesak oleh jamaah pencinta Ulama Auliya dan Waliyullah.
Pukul 14.55WITA rombongan kami berada lagi di Kubah Sanging ke makam Alhabib Abdullah bin Ali Alhadad. Dan jam 15.05WITA kami ziarah ke makamnya Alhabib Ali bin Umar bin Syekh Alaydrus & Alhabib Umar bin Abdullah bin Ali Alhaddad. Jam 17.00WITA bus kami tiba di penginapan Ampel Rahmat kawasan wisata religi Ampel.
Setelah semuanya selesai wudhu dan buang hajat maka kami lanjutkan dengan memasuki Kubah habib tersebut. Nampak dalam kubah tersebut ada beberapa muhibbin membaca ayat ayat suci al qur`an serta yasin, tak menunggu lama maka kami memulai ritual ziarah dengan mengucapkan salam kemudian membaca surat lainnya di teruskan dengan doa. Setelah selesai berdoa, kami satu persatu keluar dari makam habib, ziarah tersebut di imami oleh Ustadz Makhyuddin dari Pamujaan Kec. Simpur.
Perjalanan pulang di lanjutkan menuju kawasan religi Ampel. Dan subuh jam 05.00WITA kami tiba lagi di Ampel.
Rombongan kami menyeberang lagi dari kompleks Botuputih kami berziarah ke Kubah “Ampel Kubah” ke makamnya Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi dan berziarah kemakamnya Alhabib Muhammad bin Ahmad Al-Mohdor di teruskan lagi maraton ziarah ke makamnya Sunan Ampel di sekitar Mesjid Ampel. Pusat daya tarik manusia yang terbanyak menyedot penziarah adalah berziarah ke makam Sunan Ampel, siang maupun malam selalu di penuhi oleh pencinta Waliyullah untuk mengambil keberkahan dari beliau. Selesai berziarah di Sunan Ampel kami langsung menuju Makam Mbah Bolong dan Mbah Soleh.
Akhirnya maraton ritual ziarah kami sudah selesai, selama tiga hari siang dan malam kami selalu menuju pemakaman para Ulama Auliya dan Habaib.
Kepikiran untuk membawa oleh oleh untuk putra putri di Kandangan, kami masing masing mencari baju untuk oleh oleh bertuliskan “SUNAN AMPEL” kado bagi orang di rumah. Siang hari di Ampel Pukul 02.00 WITA mobil pengantar kami menuju Bandara sudah menunggu, rasa gembira menghilangkan kelelahan karena akan bertemu anggota keluarga yang sangat di cintai, semangat lagi rasanya perjalanan menuju Bandara Juanda. Setelah melewati beberapa pemeriksaan dan administrasi seperti boardingpass maka kami memasuki ruang tunggu menunggu pukul 15.30 WITA.
Saat yang di nanti tiba, panggilan di pengeras suara beberapa memanggil nomor penerbangan kami dengan nomor penerbangan untuk segera memasuki pintu keberangkatan. Pesawat sudah menanti kami, tempat duduk masing masing sudah ada nomornya.
Selamat Jalan Pulau Jawa, selamat bertemu kembali kepulauan di Nusantara, tunggu kami akan datang mengunjungi. Indahnya Negeriku Indonesia tercinta
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan ke Propinsi Kalimantan Tengah
Trip destinasi wisata religi kali ini keliling mengunjungi Propinsi Kalimantan Tengah masih bagian dari Pulau Kalimantan juga.
Berlanjut ke kampung Ketapang setelah dari kampung Ba amang, menuju jalan Ir.Juanda dekat dengan Puskesmas Ketapang, kami menziarahi beberapa para sadah bani alawiyyin kota sampit di antaranya;
-Habib Agil bin Hamid Alaydrus
-Habib Muhammad bin Ahmad Bahsin
Waktu kian menanjak tengah malam, mobil bus langsung tancap menuju Pantai Ujung Pandaran terletak di muara teluk sampit atau yang lebih dikenal dengan Sungai Mentaya. Pantainya masih asri dan unik karena salah satu bagian langsung menghadap ke laut Jawa dengan debur ombaknya yang besar, sedangkan bagian yang lain menghadap ke muara sungai mentaya dihiasi deburan ombak yang gemerisik menjadikan pantai ini menjadi indah dan sempurna. Lokasi Pantai Ujung Pandaran sekitar 45 Km sebelah selatan kota Samuda(ibukota kecamatan mentaya hilir selatan) atau kurang lebih 85 KM dari Pusat Kota Sampit Ibu kota Kabupaten kotawaringin timur, dekat dengan jalan lintas kuala pembuang(kabupaten seruyan).
Sabtu, 22 April 2012 M / 23 Jumadik Akhir 1433 H
Setelah tidur istirahat lumayan sedikit, kami berjamaah sholat subuh kemudian mandi dan sarapan di sekitar tempat penginapan kami. Tidaklah susah mencari tempat istirahat karena di tepi pantai banyak tersedia yang di kelola masyarakat untuk para pelancong menginap.
Semua kru assa`adah burdah community hss siap untuk jalan kaki saja mengunjungi maqbarah makam aulia shalihin. Lumayan lelah untuk jalan kaki tiba di tempat makam. Kami langsung saja ziarah yang di isi dengan pembaacn kitab maulid simthud duror maulid habsyi ke makamnya Allimul Allamah KH.Abdul Hamid bin Mufti KH.Muhammad As`ad Al Banjary. Sungguh indah pemandangan menuju pemakaman beliau.
Beliau adalah Allimul Allamah KH.Abdul Hamid bin Mufti KH.Muhammad As`ad Al Banjary salah seorang buyut dari Syekih Muhammad Arsyad Al- Banjary atau Datu Kalampayan.
Rute selanjutnya menuju pondok pesantren darul amin jalan hm arsyad KM 3,5 Sampit. Ketibaan kami langsung saja menuju makamnya Ustadz KH.Abrar.
Minggu pagi rombongan kami tiba di rumah masing masing dengan selamat, selamat jalan kota sampit, sampai bertemu kembali kepulauan nusantara lainnya pulau yang indah dan elok untuk di datangi. Indahnya Negeriku Indonesia.
Bumi Sriwijaya
Kamis, 21 Juli 2011-19 Sya`ban 1432 H
Mesjid Jami Sungai Lumpur terletak di jalan KH. Abdullah Azhary, 11 Ulu seberang Ulu II
yang katanya masjid tertua di Palembang dan didirikan para salaf sholihin terdahulu.
Juga mengunjungi Mesjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin yang letaknya di jantung kota. Mesjid Agung adalah Mesjid terbesar dan jadi landmark Kota Palembang.
Mesjid ini awalnya dinamai Mesjid Sultan, yang terkenal di nusantara sampai keluar negeri. orang belum dianggap ke Palembang kalau belum mengunjungi mesjid Agung ini. Mesjid ini di bangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I
Kami kembali lagi ke rumah tempat beristirahat menunggu waktu isya selesai dengan tujuan hadir di acara Tausiah di Pondok Pesantren Ar Riyadh Palembang.
Mesjid Ki Merogan didirikan pada tahun 1890M.
Para penjiarah menuju muara ogan menaiki kapal pesiar buat penumpang sangat banyak. Dalam kapal di isi dengan tausiah beberapa tetamu yang sudah di atur oleh panitia.
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan gabung ke Majlis Taklim RGA ke Malaysia dan Singapura
Setelah kedatangan dari Kota Samarinda dan Tenggarong Propinsi Kalimantan Timur, enam bulan yang telah lewat, kali ini tim assa`adah burdah community hss gabung ikut rombongan majlis taklim raudhatul ganna annabawiah hss pimpinan ustadz KH.Ahmad Sairaji Fandi Kandangan. Sebanyak 51 orang berangkat dari kota kandangan menuju Bandara Syamsuddin Norr Banjarbaru. Dengan perasaan gembira karena tim baru pertama kali bepergian keliling nusantara keluar dari Negara Republik Indonesia NKRI.
Beliau seorang ulama bahwa zaman yang sudah amat maju ini orang masih bisa hidup zuhud dan tawadhu. Dalam kesederhanaannya, ia mengarungi hidup dengan tegar. Beliau adalah ahlaknya amat luhur dan mulia. Beliau kelahiran Puwakarta Indonesia.
Kedatangan kami ke rumah Habib Ali Batu Pahat di sambut kerabat dekatnya. Setelah lama dalam rumah maka rombongan ddi antar menziarahi makam Habib Ali Batu Pahat yang berada di TPU Bukit Cermai.
Rombongan berangkat dari Indonesia selain di pimpin Syaikh KH.Ahmad Sairaji juga di dampingi Habib Abdullah Al Muhdor dari Mekah dan Habib Ahmad Baraqwan dari Bondowoso, Habib Sulaiman Umar Bahasyim
Keluar dari Kota Batu Pahat Negeri Johor, bus berjalan lagi menuju perbatasan antarbansa dengan Singapura, kami tidur inap di Hotel di Johor untuk istirahat.
Selasa, 21 juni 2011 M / 19 Rajab 1432 H
Setelah dapat makan siang dari Hotel, bus berangkat membawa kami melintasi kanor imigrasi antarabangsa menuju Negeri Singapura.
Akhirnya, perjalanan kami tiba juga di "Kota Singa" Negeri Singapura, Negara Pulau dilepas ujung selatan semenanjung malaya. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di utara dan dari Kepulauan Riau, indonesia oleh selat singapura di selatan.
Mobil bus menuju Mesjid Haji Muhammad Saleh Jalan Palmer Bukit Palmer, di ketinggian sebuah bukit terlihat bangunan yang dikelilingi taman asri,bersih dan tentram. Dari jalan Palmer, semua tampak jelas . Burung burung merpati yang bebas beterbangan atau bertengger di sekitarnya menambah kesejukkan suasana di tengah kesibukan Bandar raya Negeri Singa. Setiba di Mesjid, satu persatu menaiki 49 anak tangga menuju makam Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi. Keramat Habib Noh di bangun pada tahun 1890 oleh Sayyid Muhammad bin Ahmad Assegaf.
Selesai mengunjungi Mesjid Palmer, rute selanjutnya bus menuju maskot kota Singapura "Patung Merlion"
Patung Merlion merupakan ikon wisata Singapura yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung. Bus menuju Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur.
Rabu,22 Juni 2011 M / 20 Rajab 1432 H
Pagi hari di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur kami jalan jalan menuju Gedung Kembar Petronas, icon negeri Malaysia dan mengunjungi silaturrahmi ke rumah beberapa kenalan rekan Syaikh KH.Ahmad Sairaji di antaranya Datuk khalid dan Siti Nurhaliza.
Jalan jalan ke Lapangan Merdeka, Berbelanja di pasar Wang mencari soevenir untuk keluarga di Indonesia. Dan akhirnya kembali lagi pulang ke Indonesia naik jalur udara.
Selamat Jalan Negeri Malaysia dan Singapura ....Kami akan datang lagi di Kepulauan Nusantara Lainnya
PESONA INDONESIA Destinasi wisata religi mengelilingi bumi Kalimantan bagian timur tepatnya di Propinsi Kalimantan Timur. Napak Tilas Penyebar Agama Islam di Borneo.
Naik satu buah Bus, kali ini rute perjalanan cukup jauh mengunjungi beberapa makam ulama shalihin di kalimantan selatan :
-Habib Musthofa bin Sultan Syarif Ali Alaydrus di Sawang Kab Tapin
-Habib Harun bin Abdurrahman Bahasyim di Ponpes Al Hasyimiah di Kintab Kab Tanah Laut
-Sultan Syarif Ali bin Abdurrahman Alaydrus di Angsana Kab Tanah Bumbu
-Datu Pagatan di Kab. Tanah Bumbu
-Guru Dahlan di Cantung Kab Pulau Laut
-Habib Umar bin Sultan Syarif Ali Alaydrus di Tarjun Kab Pulau Laut
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan ke Kab Banjar, Kab Tanah Laut dan Kota Banjarmasin
Rombongan assa`adah burdah community kandangan, berjalan menuju Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, di kawasan Cempaka Kota Banjarbaru kami mampir menuju makam Syarifah Badrun Al Hasany. Sebelumnya kami sudah menziarahi makam makam para sholihin kota Martapura di antaranya Datu Kalampayan, KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), Habib Zein Alhabsyi.
Rombongan akhirnya tiba juga di Batutungku Kab Tanah Laut untuk mengunjungi makam seorang ulama kelahiran Hadramaut, AlHabib Muhammad bin Abdullah Al Attas
#Catatan Perjalanan Assa`adah Burdah Community Kandangan ke
Kab HST, Kab Balangan dan Kab HSU
Perjalanan perdana jamaah assa`dah burdah community kandangan yang pertama adalah menuju kota Barabai Kab HST, rihlah perdana rombongan naik roda dua beriringan jalan bersama.
Sampai di Kota Barabai langsung ke Turbah Alawiyyin mengunjungi makam ulama kelahiran Hadramaut, wulayti. Habib Muhdar Bin Syeikh Abu Bakar Bin Salim di Manjang
-Habib Ali bin Alwi Alhabsyi di Turbah Alawiyyin Manjang
-Habib Abdullah bin Umar Al Ba`bud di Turbah Alawiyyin Manjang
-Habib Muhammad bin Iberahim bin Umar bin Syeikh Alhabsyi di TPU Manjang
-Habib Abdurrahman bin Abbas Alkaff di Gunung Pandau Paringin Kab Balangan
-Habib Abdurrahman bin Abdullah Alkaff di Baruh Panyambaran Halong Kab Balangan
-Habib Muhran bin Muhdar bin Hasyim Alkaff di Panangkalaan Amuntai Kab HSU